Sebelum hilang dari kepala saya buru-buru menulis komentar serta uneg-uneg saya mengenai novel ini. Here we go !
Tadinya saya pikir ini sebuah novel dengan sebuah kisah utuh di masing-masing sisinya yang di tulis dari dua sudut pandang, karenanya harapan di awal saya bisa baca dua kisah dalam satu buku. Setelah membaca, ternyata ini sebuah novel dengan dua mata rantai dimana satunya di tulis oleh Nay Sharaya lalu lanjutannya di tulis oleh Dion Sagirang.
Pertama yang mau saya komentari adalah porsi masing-masing karakternya dan peran mereka terhadap alur cerita. Jadi, meski inti cerita berputar pada konflik yang terjadi pada keluarga Sadjana namun sepertinya peran Ayah dan Ibu tidak terlalu banyak. Empat karakter utama di novel ini justru dari hubungan pertemanan masing-masing anak-anaknya. Erash dan Rifat, Anna dan Naomi, enam jika Yuke dan Pak Dante dihitung. Entah ini miss atau kelebihan yang jelas jika ingin menggambarkan betapa runyamnya keluarga Sadjana saya tidak bisa merasakan terlalu dalam. Kabar baiknya adalah jika yang ingin digambarkan adalah bagaimana karakter diluar keluarga itu berpengaruh terhadap alur penyelesaian konflik keluarga Sadjana maka saya bisa bilang sangat sukses. Selanjutnya mengenai hubungan keempat anggota keluarga Sadjana porsinya juga agak berat di hubungan Erash dan Anna. Hanya di beberapa bagian ada cerita mengenai Ayah-Anak atau Ibu-Anak, yang parah adalah sangat sedikit porsi cerita mengenai hubungan Ayah-Ibu. Saya mengerti sih bahwa di keluarga Sudjana semua pembicaraan di meja makan adalah formalitas dan palsu saja tapi harapan saya mungkin bisa digali lebih dalam penyebab ketidakcocokan masing-masing karakter. Misalnya kenapa tiba-tiba Ayah dan Ibu Sudjana tiba-tiba memutuskan bercerai atau apalah karena sejujurnya saya merasa kurang mendapat feel di konflik keluarga. Konflik antar Erash dan Anna saya beri nilai 8.5, konflik Orang tua dan anak saya beri nilai 6, konflik suami dan istri 4.
Kedua masalah alur dan tema cerita. Secara umum meski novel ini di tulis oleh dua orang saya cukup menikmati alur ceritanya, alurnya mengalir dengan baik. Saya tidak bosan mengikuti naik turunnya emosi dalam novel ini. Namun entah saya yang miss atau ini sebuah plot hole saya tidak mendapatkan penyelesaian konflik pak Dante, maksudku setelah dia kabur dan jadi buron tak ada kisah lanjutan lagi. Memang bukan inti cerita sih tapi tetap saja pembaca jadi bertanya-tanya kemana pak Dante dan bagaimana nasib selanjutnya. Apakah selamanya tetap jadi buron atau akhirnya dia menemukan cara untuk hidup bebas dan bahagia? tentang temanya sendiri sangat unik, lumayan fresh membaca novel dengan tema konflik keluarga soalnya selama beberapa bulan ini saya hanya baca novel cinta teenlit. Haha2015x.
Selanjutnya masalah setting tempat, Sorry to say saya rasa masih merasa kurang, Bukan hanya novel ini sih tapi hampir semua novel yang ada di level ini. Saya tidak tau dengan tulisan Dion sebelumnya tapi tulisan Naya di novel-novel sebelumnya memang selalu seperti ini, maksudku kurang kuat menggambarkan setting tempatnya. Ada perkembangan sih dari novel (me)mories tapi saya masih berharap lebih. Mungkin target saya terlalu jauh kalau saya membandingkan dengan penggambaran setting Harry Potter atau Hunger games. Tapi serius mengapa banyak sekali orang menyukai novel cinta 4 musimnya Ilana Tan termasuk dirimu Nay dan saya sendiri itu karena penggambaran setting tempat ke empat musimnya manis dan pas sekali. (Terakhir sebelum ganti sampul novel Ilana tan kalau tidak salah sudah di cetak ulang sebanyak 15 kali).
Paling saya suka adalah meski novel ini di tulis oleh dua orang tapi rasanya ngeblend banget, tersambung dengan baik, bagai dua potongan puzzle yang cocok di pasangkan.
Bonus :
I love Naomi, this is Naomi from JKT48


Dia saat ini memegang jabatan sebagai kapten tim KIII, kapten timnya dek Yupi yang sekarang memegang posisi center di team KIII.
Sedikit komentar mengenai pemilihan nama Naomi, sebenarnya nama ini memang berasal dari jepang yang kalau tidak salah artinya cantik diatas segalanya tapi sepanjang saya menyukai kebudayaan jepang sangat jarang orang jepang yang menggunakan nama ini. Anehnya nama Naomi ini cukup populer untuk digunakan kepada gadis keturunan jepang yang tinggal diluar jepang. Naomi JKT48 sendiri adalah gadis keturunan Sunda dan Taiwan dan setahuku tak memiliki darahh jepang.
Tadinya saya pikir ini sebuah novel dengan sebuah kisah utuh di masing-masing sisinya yang di tulis dari dua sudut pandang, karenanya harapan di awal saya bisa baca dua kisah dalam satu buku. Setelah membaca, ternyata ini sebuah novel dengan dua mata rantai dimana satunya di tulis oleh Nay Sharaya lalu lanjutannya di tulis oleh Dion Sagirang.
Pertama yang mau saya komentari adalah porsi masing-masing karakternya dan peran mereka terhadap alur cerita. Jadi, meski inti cerita berputar pada konflik yang terjadi pada keluarga Sadjana namun sepertinya peran Ayah dan Ibu tidak terlalu banyak. Empat karakter utama di novel ini justru dari hubungan pertemanan masing-masing anak-anaknya. Erash dan Rifat, Anna dan Naomi, enam jika Yuke dan Pak Dante dihitung. Entah ini miss atau kelebihan yang jelas jika ingin menggambarkan betapa runyamnya keluarga Sadjana saya tidak bisa merasakan terlalu dalam. Kabar baiknya adalah jika yang ingin digambarkan adalah bagaimana karakter diluar keluarga itu berpengaruh terhadap alur penyelesaian konflik keluarga Sadjana maka saya bisa bilang sangat sukses. Selanjutnya mengenai hubungan keempat anggota keluarga Sadjana porsinya juga agak berat di hubungan Erash dan Anna. Hanya di beberapa bagian ada cerita mengenai Ayah-Anak atau Ibu-Anak, yang parah adalah sangat sedikit porsi cerita mengenai hubungan Ayah-Ibu. Saya mengerti sih bahwa di keluarga Sudjana semua pembicaraan di meja makan adalah formalitas dan palsu saja tapi harapan saya mungkin bisa digali lebih dalam penyebab ketidakcocokan masing-masing karakter. Misalnya kenapa tiba-tiba Ayah dan Ibu Sudjana tiba-tiba memutuskan bercerai atau apalah karena sejujurnya saya merasa kurang mendapat feel di konflik keluarga. Konflik antar Erash dan Anna saya beri nilai 8.5, konflik Orang tua dan anak saya beri nilai 6, konflik suami dan istri 4.
Kedua masalah alur dan tema cerita. Secara umum meski novel ini di tulis oleh dua orang saya cukup menikmati alur ceritanya, alurnya mengalir dengan baik. Saya tidak bosan mengikuti naik turunnya emosi dalam novel ini. Namun entah saya yang miss atau ini sebuah plot hole saya tidak mendapatkan penyelesaian konflik pak Dante, maksudku setelah dia kabur dan jadi buron tak ada kisah lanjutan lagi. Memang bukan inti cerita sih tapi tetap saja pembaca jadi bertanya-tanya kemana pak Dante dan bagaimana nasib selanjutnya. Apakah selamanya tetap jadi buron atau akhirnya dia menemukan cara untuk hidup bebas dan bahagia? tentang temanya sendiri sangat unik, lumayan fresh membaca novel dengan tema konflik keluarga soalnya selama beberapa bulan ini saya hanya baca novel cinta teenlit. Haha2015x.
Selanjutnya masalah setting tempat, Sorry to say saya rasa masih merasa kurang, Bukan hanya novel ini sih tapi hampir semua novel yang ada di level ini. Saya tidak tau dengan tulisan Dion sebelumnya tapi tulisan Naya di novel-novel sebelumnya memang selalu seperti ini, maksudku kurang kuat menggambarkan setting tempatnya. Ada perkembangan sih dari novel (me)mories tapi saya masih berharap lebih. Mungkin target saya terlalu jauh kalau saya membandingkan dengan penggambaran setting Harry Potter atau Hunger games. Tapi serius mengapa banyak sekali orang menyukai novel cinta 4 musimnya Ilana Tan termasuk dirimu Nay dan saya sendiri itu karena penggambaran setting tempat ke empat musimnya manis dan pas sekali. (Terakhir sebelum ganti sampul novel Ilana tan kalau tidak salah sudah di cetak ulang sebanyak 15 kali).
Paling saya suka adalah meski novel ini di tulis oleh dua orang tapi rasanya ngeblend banget, tersambung dengan baik, bagai dua potongan puzzle yang cocok di pasangkan.
Bonus :
I love Naomi, this is Naomi from JKT48


Dia saat ini memegang jabatan sebagai kapten tim KIII, kapten timnya dek Yupi yang sekarang memegang posisi center di team KIII.
Sedikit komentar mengenai pemilihan nama Naomi, sebenarnya nama ini memang berasal dari jepang yang kalau tidak salah artinya cantik diatas segalanya tapi sepanjang saya menyukai kebudayaan jepang sangat jarang orang jepang yang menggunakan nama ini. Anehnya nama Naomi ini cukup populer untuk digunakan kepada gadis keturunan jepang yang tinggal diluar jepang. Naomi JKT48 sendiri adalah gadis keturunan Sunda dan Taiwan dan setahuku tak memiliki darahh jepang.